BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Motivasi berasal dari
kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini
sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam
menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan
segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia
pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun
teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini pula yang
dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik
apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak
hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan
baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri. namun di
balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja
karyawan. Sehingga kelak kita sebagai calon manajer masa depan bisa
meningkatkan motivasi kerja kepada para bawahan kita.
Motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja seseorang di
dalam organisasi. Motivasi setiap
individu di dalam organisasi berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor-faktor
tertentu. Hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kinerja individu
dalam memajukan organisasi dimana tempatnya bekerja.
B.
RUMUSAN MASALAH
Adapun
rumusan masalah yang di ambil yaitu sebagai berikut :
1.
Apa pengertian motivasi kerja?
2.
Bagaimana cara meningkatkan motivasi
kerja?
3.
Apa
faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
4.
Seberapa
penting motivasi dalam organisasi?
5.
Apa
saja teori-teori motivasi?
6.
Bagaimana
proses timbulnya motivasi dalam organisasi?
C.
TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa tujuan yang
ingin dicapai diantaranya adalah:
1. Untuk
mengetahui pengertian motivasi kerja.
2. Untuk
mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.
3. Untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
4. Untuk
mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi.
5. Untuk
mengetahui teori-teori tentang motivasi.
6. Untuk
mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasi.
D.
Manfaat Penulisan
Adapun
manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1. Penulis
maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya motivasi dalam
dunia organisasi
2. Penulis
maupun pembaca dapat mengambil hikmah mengenai peran motivasi untuk
diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut arti katanya,
motivasi atau motivation berarti motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan
dorongan. Sedangkan Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan
yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Senada dengan hal tersebut
para ahli berpendapat :
·
Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996)
mengatakan bahwa motivasi adalah
dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam diri seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam diri seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
·
Herzberg dalam Robbins, 1996 Mengatakan Motivasi
kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang mengarah pada kepuasan
kerja).
·
Reksohadiprodjo dan Handoko,1990
mengatakan Motivasi kerja diartikan sebagai keadaan dalam diri individu yang mendorong
keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai
tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan diwujudkan dalam satu perilaku
yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
·
Drucker dalam Anoraga, 1992 mengatakan Motivasi
berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan seseorang. Dan motivasi dasar
inilah yang mereka usahakan sendiri untuk menggabungkan dirinya dengan
organisasi untuk turut berperan dengan baik.
·
Anwar Prabu Mangkunegara (2002:93)
menyatakan bahwa:
Motivasi adalah
kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Berdasarkan definisi
dari para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah tenaga
pendorong atau daya kekuatan untuk melakukan suatu usaha yang yang diarahkan
pada perilaku yang melibatkan diri dengan pekerjaan.
B. Dasar-dasar Motivasi Kerja
Pada dasarnya motivasi
dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan
mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan sehingga
berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan.,sumber motivasi ada tiga
faktor, yakni :
1.
Kemungkinana untuk berkembang,
2.
Jenis pekerjaan ,dan
3.
Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi
bagian dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Di
samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja
karyawan, yakni:
v Rasa
aman dalam bekerja,
v Mendapatkan
gaji yang adil dan kompetitif.
v Lingkungan
kerja yang menyenangkan,
v penghargaan
atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen.
v Dengan
melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan,
v Pekerjaan
yang menarik menantang kelompok dan Rekan-rekan kerja yang menyenangkan,
v Kejelasan
akan standar keberhasilan,
v Bangga
terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan.
Pada dasarnya proses
dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang
pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus
mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus
terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa karyawan secara regular menghabiskan sebagian
besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu di kantor, yang
sebenarnya hanya untuk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suat
usaha yang bagus, namun tidak produktif dapat mewujudkan hasil kerja atau
target kerja
C. Faktor Motivasi Kerja
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi munculnya
motivasi kerja seseorang. Faktor merupakan suatu hal (keadaan atau peristiwa)
yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. Berikut adalah
berbagai faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja seseorang:
v Kesejahteraan.
Dapat diartikan sebagai tingkat kesejahteraan perkerja tersebut.
Berdasarkan Habibi (2005) adanya jaminan
dari sebuah perusahaan akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini
dikarenakan adanya suatu perasaan aman yang dirasakan oleh seorang karyawan
dengan adanya kesejahteraan dari perusahaan berupa jaminan asuransi, seperti
jaminan sosial tenaga kerja. Adanya rasa keamanan ini cukup penting bagi
seorang pekerja. Rasa keamanan ini akan meringankan beban pikiran pekerja yang
sudah sibuk dengan pekerjaannya.
v Penghargaan.
Seorang pekerja akan lebih memiliki dorongan bekerja dengan adanya sebuah
penghargaan terhadap hasil kerjanya. Hal ini berpengaruh didalam dua sisi.
Seorang pekerja ingin mendapatkan sebuah penghargaan yang secara langsung
menjadi motivasi mereka untuk bekerja.
v Lingkungan
Kerja. Lingkungan Kerja yang nyaman akan memberi dorongan motivasi terhadap
pekerjaan. Selain itu, adanya lingkungan kerja tersebut akan memudahkan
pekerjaan mereka. “Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja
sehingga karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan”
(Analisa, 2011).
v Masa
Kerja. Orang yang memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung lebih memiliki
motivasi kerja dibandingkan pekerja baru. Berdasarkan Seniati (2006) komitmen
seorang pekerja akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan semakin
lama mereka bekerja. Komitmen terhadap kerja tersebut dapat kita kaitkan dengan
adanya motivasi kerja dalam diri seseorang.
v Tingkat
Pendidikan. Seorang calon pekerja cenderung memiliki keinginan untuk kerja yang
lebih tinggi bila mereka memiliki pendidikan yang mencukupi. Hal ini bisa
dikaitkan dengan salah satu bagian didalam faktor kesejahteraan. Seorang
pekerja akan mendapat peningkatan motivasi kerja bila memiliki rasa jaminan
terhadap pekerjaan mereka. Pada hal ini, tingkat pendidikan seseorang memiliki
peran penting sebagai sebuah jaminan bagi seseorang untuk mendapat pekerjaan
dan menjamin pengertian terhadap fokus dari suatu pekerjaan.
D. Manfaat Motivasi
Kerja
Sebagai dorongan untuk bekerja itu sendiri, motivasi kerja
berpengaruh langsung terhadap semangat kerja seseorang. Orang yang memiliki
motivasi untuk bekerja akan lebih berkomitmen didalam pekerjaan. Secara
langsung, semangat kerja tersebut akan meningkatkan kinerja seseorang. Semakin
besar kinerja seorang pekerja, maka produktivitas mereka akan meningkat. Hal
ini tentu berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan seseorang, terutama
dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu penting karena
memengaruhi semangat kerja, produktivitas pekerja, pendapatan kerja, dan
terjaminnya kesejahteraan pekerja.
E.
Pentingnya Motivasi dalam Organisasi
Motivasi
organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi
agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan
termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya. Pendapat ini sejalan dengan Robin yang
mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh
kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Motivasi ini
dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri.
Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning,
organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah
rencana dibuat, organisasi
dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau
mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi
pengarahan ini secara sederhana membuat
anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka
lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di
dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya akan
sangat menentukan
efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar
pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan
tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk ,
menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.
Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi
akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien
daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah
anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik
secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpinan organisasi ,
sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah secara bersama.
Peran evaluasi sangat penting dalam hal
ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda
organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah
kerja untuk anggotanya.
F. Teori-Teori Motivasi
Teori
motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan (content
theory) dan teori proses (process theory).
1. Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor –
factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan
berperilaku dengan cara tertentu. Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya:
v Teori Hirarki
Kebutuhan (A. Maslow)
v Teori Tiga
Motif Sosial (D. McClelland)
v Teori Dua
Faktor (Frederick Herzberg)
v Teori E-R-G
(Clayton Alderfer)
2.
Teori Motivasi proses (process theory)
Teori ini berusaha agar
setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya
penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori
motivasi proses yang dikenal seperti :
1) Teori Harapan (Expectancy Theory),
komponennya adalah: Harapan, Nilai (Value),
dan Pertautan (Instrumentality). Tokoh dalam teori ini adalah Victor Vroom.
2) Teori Keadilan (Equity Theory),
hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam
lingkungan perusahaannya. Tokoh dalam
teori ini adalah S. Adams.
3) Teori Pengukuhan (Reinfocement
Theory), hal ini didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan
pemberian kompensasi. Tokoh dalam
teori ini adalah B.F. Skinner.
G. Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi
Proses motivasi terdiri beberapa
tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut:
1)
Apabila dalam diri manusia itu timbul
suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan tersebut belum terpenuhi maka
akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
2)
Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka
seseorang kemudian akan mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi
keinginannya
3)
Untuk mencapai tujuan prestasi yang
diharapkan maka seseorang harus didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun
pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4)
Melakukan evaluasi prestasi secara
formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara
bertahap
5)
Seseorang akan bekerja lebih baik
apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan dihargai dan diberikan
suatu imbalan atau ganjaran
6)
Dari gaji atau imbalan yang diterima
kemudian seseorang tersebut dapat mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan
yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.
H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
Motivasi
sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat
dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.
1) Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat
mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
a. Keinginan untuk
dapat hidup;
b. Keinginan untuk
dapat memiliki;
c. Keinginan untuk
memperoleh penghargaan;
d. Keinginan untuk
memperoleh pengakuan;
e. Keinginan untuk
berkuasa.
2)
Faktor Eksternal
Faktor
ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja
seseorang. Faktor-faktor ekstern itu
adalah:
a. Kondisi
lingkungan kerja;
b. Kompensasi yang
memadai;
c. Supervise yang
baik;
d. Adanya jaminan pekerjaan;
e. Status dan
tanggung jawab;
f. Peraturan
yang fleksibel.
Peranan
Motivasi Kerja dalam suatu Organisasi
Motivasi mempengaruhi kerja seseorang sebesar 80% sehingga
dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi keberhasilan kerja.Dalam fungsinya sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam lingkungan kerja, motivasi memiliki dampak pada produktivitas kerja karyawan tersebut.
Motivasi kerja yang tinggi akan memungkinkan diperolehnya produktivitas yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat As'ad (1984) bahwa kuat lemahnya motivasi keija ikut membantu besar kecilnya keluaran. Jadi, motivasi kerja inilah yang akan memberi bentuk pada pekerjaan dan hasil yang diperolehnya. Motivasi seseorang dalam bekerja akan menentukan sikap kerjanya. Individu yang mempunyai motivasi tinggi dapat bekerja dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik
dikatakan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi keberhasilan kerja.Dalam fungsinya sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam lingkungan kerja, motivasi memiliki dampak pada produktivitas kerja karyawan tersebut.
Motivasi kerja yang tinggi akan memungkinkan diperolehnya produktivitas yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat As'ad (1984) bahwa kuat lemahnya motivasi keija ikut membantu besar kecilnya keluaran. Jadi, motivasi kerja inilah yang akan memberi bentuk pada pekerjaan dan hasil yang diperolehnya. Motivasi seseorang dalam bekerja akan menentukan sikap kerjanya. Individu yang mempunyai motivasi tinggi dapat bekerja dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik
Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan
sebagai berikut: unjuk kerja (performance) adalah hasil interaksi antara
motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata
lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang.
Ungkapan ke dalam rumus menjadi:
Unjuk kerja =
Motivasi kerja X Kemampuan X Peluang
Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah
pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia.
Misalnya, seorang sarjana komputer bekerja dalam perusahaan konsultasi dalam
bidang teknologi informasi sebagai tenaga ahli (peluang ada, dan punya
kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antar tenaga kerja,
kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya menurun
dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar,
namun peluang untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak
diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. Kalau motivasi kerja tinggi,
peluang ada, namun karena keahliannya dalam bidang tersebut tidak pernah
ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi.
Sehingga dapat
disimpulkan bahwa peranan motivasi dalam kerja, yaitu :
a) Perusahaan
yang mampu memotivasi karyawannya akan membuat karyawan mengikuti arah dan
tujuan yang dikehendaki perusahaan.
b) Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi jarang
berhadapan dengan masalah-masalah pelanggaran disiplin kerja.
c) Apabila
terjadi perubahan dalam manajemen perusahaan, bagi karyawan yang mempunyai
motivasi tinggi akan dapat menerima perubahan itu asalkan diberi penjelasan
tentang terjadinya perubahan perusahaan tersebut.
d) Karyawan
yang mempunyai motivasi tinggi akan bersedia bekerja secara khusus, terutama pada
waktu perusahaan berada dalam keadaan sulit, misalnya bekerja lembur dan kerja
ekstra keras.
e) Karyawan
yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan lebih berhati-hati dalam menggunakan
peralatan atau perlengkapan keija, misalnya untuk karyawan dengan jenis
pekerjaan yang menggunakan mesin.
f) Karyawan
dengan motivasi tinggi dapat bekerja dengan kuantitas dan kualitas kerja yang
baik.Karyawan selalu berusaha untuk memproduksi hasil kerja yang sebaik
mungkin.
Dari definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa peranan
motivasi kerja
dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
perilaku karyawan dalam bekerja, yang menyebabkan karyawan bersemangat dan terdorong untuk bekerja.
dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
perilaku karyawan dalam bekerja, yang menyebabkan karyawan bersemangat dan terdorong untuk bekerja.
Cara Meningkatkan Motivasi Kerja
v Memotivasi
Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil
Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan
termotivir, antara lain:
a) Mengucapkan
salam lebih dahulu;
b) Mengembangkan
jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya;
c) Memberikan
pujian yang tulus dan menghargai orang mengerjakan dengan benar;
d) Berikan
senyuman pada saat bertemu dan berpisah;
e) Tanyakan
kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati.
v Mengobarkan
Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa Penting
Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:
Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:
a) Dengarkanlah
mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian;
b) Jangan
sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda, Anda
mendengarkan sambil menulis, menandatangani
surat, atau mengangkat telepon;
c) Hargai
pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif;
d) Memberi
kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training.
v Kritik
yang Konstruktif untuk Bawahan
Beberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan
yaitu sebagai berikut:
a) Jika
ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencara siapa yang bersalah atas hal itu
secara tepat;
b) Jelaskan
kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah
kesempatan pada orang yang bersalah untuk
mengetahui secara jelas kesalahannya;
c) Seharusnya
kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang;
d) Seharusnya
kita biasa memberikan kritik secara pribadi;
e) Tunjukkan
bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan;
f) Dengarkan
dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya.
g) Bantulah
orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya;
h) Seharusnya
kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan.
v Taktik
Mengatasi Bawahan yang Tidak Loyal
Beberapa taktik
mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain:
a) Beri
keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh, jangan
pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka;
b) Bertindaklah
adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa
orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami;
c) Menjaga
perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak akan
membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita.
Sumber-Sumber Motivasi
Adapun sumber-sumber motivasi pada diri
kita adalah :
- Tuhan, merupakan sumber motivasi dari luar diri dan merupakan sumber motivasi yang paling tinggi dalam diri kita dan biasanya sumber motivasi dari Tuhan, memiliki kekuatan yang besar dan sangat luar biasa. Tuhan adalah sumber motivasi yang tidak akan habis, jika kita selalu menjalin hubungan dan melaksanakan apa yang Dia inginkan. Dengan menyerahkan seluruh persoalan dan mencari solusi dengan Tuhan sebagai penunjuk jalan pemecahan persoalan, maka semua ada jalan keluarnya.
- Diri sendiri, dimana keputusan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan berada di tangan kita. Didalam diri manusia, tinggal kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang dapat mencengangkan orang yang memilikinya, yang tidak pernah dia impikan bahwa selama ini dia ternyata memilikinya. Untuk membangun kekuatan itu terserah pada diri kita, kembangkan bakat..carilah..galilah..temuilah.
- Orang bijak, seperti guru, orang tua atau rohaniawan dan orang sukses, yang banyak memberikan motivasi-motivasi membangun pada diri kita. Bergaul dengan orang bijak, akan membuat kita semakin bijak. Bergaul dengan orang sukses, akan membuat kita sukses, karena kita bisa belajar kepada diri mereka. Jika anda ingin menjadi pemimpin, bergaulah dengan pemimpin.
- Membaca buku, dimana pada saat ini banyak buku-buku motivasi yang sangat bagus dan dikarang oleh orang-orang yang ahli. Banyaklah membaca buku yang dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.
BAB
III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi kerja adalah
dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan
luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan
semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Kaitan motivasi kerja
dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja
(performance)adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan
(abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah
fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang.
Beberapa cara untuk
meningkatkan motivasi kerja ialah Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan
kecil,Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka merasa
penting,Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan, Menggunakan taktik
untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal.
Teori-teori yang
mendukung motivasi terbagi dua yaitu teori motivasi kepuasan dan teori motivasi
proses. Motivasi selain berperan dalam
meningkatkan produktivitas bagi organisasi, motivasi juga memberikan kontribusi
yang besar dalam memberikan masukan yang berarti kepada bawahan berkaitan
dengan kinerja yang seharusnya diterapkan di suatu organisasi, baik organisasi
pemerintah maupun swasta.
B. SARAN
Demikian yang dapat kami dapat paparkan mengenai Motivasi
Kerja, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu,
kami berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang
membangun demi sempurnanya makalah ini.
DAFTAR
PUSTAKA
Nurhasanah, “Motivasi”, Blogspot, diakses dari http://nurhasanahsanah.blogspot.com/2013/11/motivasi,
pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 15.15.
Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia
(Jakarta:Kencana, 2010), hal.116-120
Avicenia Marina, “Teori Motivasi
Kepuasan”, Blogspot, diakses dari http://forestgama.blogspot.com/2009/02/teori-motivasi-kepuasan.html,
pada tanggal 13 Mei 2014 pukul 14.52.
Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT
Reflika Aditama, 2011), hal. 233
Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung:
Alfabeta, 2008), hal. 67
Vicky Ariesca, “Pentingnya Motivasi
dalam Organisasi”, Blogspot, diakses
dari http://vickyariesca.blogspot.com/2012/01/pentingnya-motivasi-dalam organisasi.html,
pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.35
Tidak ada komentar:
Posting Komentar