Kamis, 26 Mei 2016

Motivasi Kerja


BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Motivasi berasal dari kata latin “movere” yang berarti “dorongan atau daya penggerak”. Motivasi ini sangat diperlukan seseorang dalam menjalankan segala aktivitasnya. Dalam menjalankan hidup, seseorang memerlukan banyak motivasi agar ia dapat menjalankan segala sesuatu yang dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam dunia pendidikan, seorang anak memerlukan motivasi baik dari orang tua, guru, maupun teman-temannya agar ia mampu meningkatkan prestasi belajarnya.
Hal ini pula yang dibutuhkan orang dalam dunia kerja. Seseorang hanya dapat bekerja dengan baik apabila ia mendapatkan motivasi kerja yang baik pula. Motivasi kerja tidak hanya bersumber dari dalam diri orang itu saja, melainkan memerlukan perpaduan baik dari diri sendiri, atasan, maupun lingkungan kerja itu sendiri. namun di balik semuanya itu, kita perlu mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja karyawan. Sehingga kelak kita sebagai calon manajer masa depan bisa meningkatkan motivasi kerja kepada para bawahan kita.
Motivasi memegang peranan penting dalam meningkatkan kinerja seseorang di dalam organisasi.   Motivasi setiap individu di dalam organisasi berbeda-beda dikarenakan berbagai faktor-faktor tertentu.  Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap kinerja individu  dalam memajukan organisasi dimana tempatnya bekerja.

B.     RUMUSAN MASALAH
            Adapun rumusan masalah yang di ambil yaitu sebagai berikut :
1.      Apa pengertian motivasi kerja?
2.      Bagaimana cara meningkatkan motivasi kerja?
3.      Apa faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi?
4.       Seberapa penting motivasi dalam organisasi?
5.      Apa saja teori-teori motivasi?
6.      Bagaimana proses timbulnya motivasi dalam organisasi?


C. TUJUAN PENULISAN
Dalam penulisan makalah ini, ada beberapa tujuan yang ingin dicapai diantaranya adalah:
1.      Untuk mengetahui pengertian motivasi kerja.
2.      Untuk mengetahui cara meningkatkan motivasi kerja.
3.      Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi.
4.      Untuk mengetahui pentingnya motivasi dalam organisasi.
5.      Untuk mengetahui teori-teori tentang motivasi.
6.      Untuk mengetahui proses timbulnya motivasi dalam organisasi.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dalam penulisan makalah ini antara lain sebagai berikut:
1.      Penulis maupun pembaca bisa memahami secara detail mengenai pentingnya motivasi dalam dunia organisasi
2.      Penulis maupun pembaca dapat mengambil hikmah mengenai peran motivasi untuk diaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari.

















BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Motivasi Kerja
Menurut arti katanya, motivasi atau motivation berarti motif, penimbulan motif atau hal yang menimbulkan dorongan. Sedangkan Dalam pengertian umum, motivasi dikatakan sebagai kebutuhan yang mendorong perbuatan kearah suatu tujuan tertentu. Senada dengan hal tersebut para ahli berpendapat :
·         Gibson, Ivancevich, dan Donnelly (1996) mengatakan bahwa motivasi adalah
dorongan-dorongan yang timbul pada atau di dalam diri seorang individu yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku.
·         Herzberg dalam Robbins, 1996 Mengatakan Motivasi kerja adalah sikap seseorang terhadap pekerjaannya yang mengarah pada kepuasan kerja).
·         Reksohadiprodjo dan Handoko,1990 mengatakan Motivasi kerja diartikan sebagai keadaan dalam diri individu yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai tujuan. Motivasi yang ada pada seseorang akan diwujudkan dalam satu perilaku yang diarahkan pada tujuan mencapai sasaran kepuasan
·          Drucker dalam Anoraga, 1992 mengatakan Motivasi berperan sebagai pendorong kemauan dan keinginan seseorang. Dan motivasi dasar inilah yang mereka usahakan sendiri untuk menggabungkan dirinya dengan organisasi untuk turut berperan dengan baik.
·         Anwar Prabu Mangkunegara (2002:93) menyatakan bahwa: Motivasi adalah kondisi yang menggerakkan pegawai agar mampu mencapai tujuan dari motifnya.
Berdasarkan definisi dari para ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi kerja adalah tenaga pendorong atau daya kekuatan untuk melakukan suatu usaha yang yang diarahkan pada perilaku yang melibatkan diri dengan pekerjaan.

B. Dasar-dasar Motivasi Kerja
Pada dasarnya motivasi dapat mamacu karyawan untuk bekerja keras sehingga dapat mencapai tujuan mereka. Hal ini akan meningkatkan produkitvitas kerja karyawan sehingga berpengaruh pada pencapaian tujuan perusahaaan.,sumber motivasi ada tiga faktor, yakni :
1.      Kemungkinana untuk berkembang,
2.      Jenis pekerjaan ,dan
3.       Apakah mereka dapat merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan tempat mereka  bekerja.
Di samping itu terdapat beberapa aspek yang terpengaruh terhadap motivasi kerja karyawan, yakni:
v  Rasa aman dalam bekerja,
v  Mendapatkan gaji yang adil dan kompetitif.
v  Lingkungan kerja yang menyenangkan,
v  penghargaan atas prestasi kerja dan perlakuan yang adil dari manajemen.
v  Dengan melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan,
v  Pekerjaan yang menarik menantang kelompok dan Rekan-rekan kerja yang menyenangkan,
v  Kejelasan akan standar keberhasilan,
v  Bangga terhadap pekerjaan dan perusahaan dapat menjadi faktor pemicu kerja karyawan.
Pada dasarnya proses dapat digambarkan jika seseorang tidak puas akan mengakibatkan ketegangan, yang pada akhirnya akan mencapai jalan atau tindakan untuk memenuhi dan terus mencari kepuasan yang menurut ukurannya sendiri sudah sesuai dan harus terpenuhi. Sebagai contohnya, beberapa karyawan secara regular menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berbicara atau mendiskusikan sesuatu di kantor, yang sebenarnya hanya untuk memuaskan kebutuhan sosialnya. Langkah ini sebagai suat usaha yang bagus, namun tidak produktif dapat mewujudkan hasil kerja atau target kerja

C. Faktor Motivasi Kerja
Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi munculnya motivasi kerja seseorang. Faktor merupakan suatu hal (keadaan atau peristiwa) yang ikut menyebabkan atau mempengaruhi terjadinya sesuatu. Berikut adalah berbagai faktor yang mempengaruhi Motivasi Kerja seseorang:
v  Kesejahteraan. Dapat diartikan sebagai tingkat kesejahteraan perkerja tersebut.  Berdasarkan  Habibi (2005) adanya jaminan dari sebuah perusahaan akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan. Hal ini dikarenakan adanya suatu perasaan aman yang dirasakan oleh seorang karyawan dengan adanya kesejahteraan dari perusahaan berupa jaminan asuransi, seperti jaminan sosial tenaga kerja. Adanya rasa keamanan ini cukup penting bagi seorang pekerja. Rasa keamanan ini akan meringankan beban pikiran pekerja yang sudah sibuk dengan pekerjaannya.
v  Penghargaan. Seorang pekerja akan lebih memiliki dorongan bekerja dengan adanya sebuah penghargaan terhadap hasil kerjanya. Hal ini berpengaruh didalam dua sisi. Seorang pekerja ingin mendapatkan sebuah penghargaan yang secara langsung menjadi motivasi mereka untuk bekerja.
v  Lingkungan Kerja. Lingkungan Kerja yang nyaman akan memberi dorongan motivasi terhadap pekerjaan. Selain itu, adanya lingkungan kerja tersebut akan memudahkan pekerjaan mereka. “Lingkungan kerja yang baik dapat mendukung pelaksanaan kerja sehingga karyawan memiliki semangat bekerja dan meningkatkan kinerja karyawan” (Analisa, 2011).
v  Masa Kerja. Orang yang memiliki masa kerja yang lebih lama cenderung lebih memiliki motivasi kerja dibandingkan pekerja baru. Berdasarkan Seniati (2006) komitmen seorang pekerja akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia dan semakin lama mereka bekerja. Komitmen terhadap kerja tersebut dapat kita kaitkan dengan adanya motivasi kerja dalam diri seseorang.
v  Tingkat Pendidikan. Seorang calon pekerja cenderung memiliki keinginan untuk kerja yang lebih tinggi bila mereka memiliki pendidikan yang mencukupi. Hal ini bisa dikaitkan dengan salah satu bagian didalam faktor kesejahteraan. Seorang pekerja akan mendapat peningkatan motivasi kerja bila memiliki rasa jaminan terhadap pekerjaan mereka. Pada hal ini, tingkat pendidikan seseorang memiliki peran penting sebagai sebuah jaminan bagi seseorang untuk mendapat pekerjaan dan menjamin pengertian terhadap fokus dari suatu pekerjaan.

D.  Manfaat Motivasi Kerja
Sebagai dorongan untuk bekerja itu sendiri, motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap semangat kerja seseorang. Orang yang memiliki motivasi untuk bekerja akan lebih berkomitmen didalam pekerjaan. Secara langsung, semangat kerja tersebut akan meningkatkan kinerja seseorang. Semakin besar kinerja seorang pekerja, maka produktivitas mereka akan meningkat. Hal ini tentu berpengaruh secara langsung terhadap kemampuan seseorang, terutama dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan mereka.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi itu penting karena memengaruhi semangat kerja, produktivitas pekerja, pendapatan kerja, dan terjaminnya kesejahteraan pekerja.

          E. Pentingnya Motivasi dalam Organisasi
Motivasi organisasi adalah suatu keahlian , dalam mengarahkan pegawai dan organisasi agar mau bekerja. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, manusia akan termotivasi oleh kebutuhan yang dimilikinya.  Pendapat ini sejalan dengan Robin yang mengemukakan bahwa motivasi organisasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi yang di kondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual. Motivasi ini dapat pula dikatakan sebagai energi untuk membangkitkan dorongan dalam diri. Terkait dengan motivasi organisasi lima fungsi utama manajemen adalah planning, organizing, staffing, leading, dan controlling, Pada pelaksanaanya, setelah rencana dibuat, organisasi dibentuk, dan disusun personalianya , langkah berikutnya adalah menugaskan atau mengarahkan anggota menuju ke arah tujuan yang telah di tentukan . Fungsi pengarahan ini secara sederhana membuat anggota melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang diinginkan dan harus mereka lakukan. Memotivasi organisasi merupakan kegiatan kepemimpinan yang termasuk di dalam fungsi ini. Kemampuan ketua organisasi untuk memotivasi anggotanya akan sangat menentukan efektifitas ketua. Ketua harus dapat memotivasi para anggotanya agar pelaksanaan kegiatan dan kepuasan kerja mereka meningkat. Jika ketua membiarkan anggotanya berjalan tanpa motivasi, maka bisa di pastikan kinerja organisasi yang memburuk , menemukan kegagalan program kerja bahkan terancam bubar.  Menurut Atkinson, suatu organisme (dalam diri manusia dan hewan) yang dimotvasi akan terjuan ke dalam suatu aktivitas secara lebih giat dan lebih efisien daripada yang tidak di motivasi. Motivasi organisasi sebisa mungkin memahami masalah anggotanya , sehingga bisa memecahkan masalah secara formal maupun informal . Baik secara organisatoris maupun pendekatan secara personal. Sebagai pimpinan organisasi , sebisa mungkin memahami masalah anggotanya sehingga bisa memecahkan masalah secara bersama. Peran evaluasi sangat penting dalam hal ini. Sehingga tidak ada anggota yang merasa terpaksa menjalankan roda organisasi. Apalagi jika organisasi bersifat sukarela, alias tidak ada upah kerja untuk anggotanya.
          F. Teori-Teori Motivasi
          Teori motivasi dikelompokkan menjadi dua kelompok, yaitu teori kepuasan (content theory) dan teori proses (process theory).
1. Teori Motivasi Kepuasan (Content Theory)
Pada dasarnya Teori ini lebih didekatkan pada factor – factor kebutuhan dan kepuasan individu yang menyebabkannya bertindak dan berperilaku dengan cara tertentu. Pada teori kepuasan ini didukung juga oleh para pakar diantaranya:
v  Teori Hirarki Kebutuhan (A. Maslow)
v   Teori Tiga Motif Sosial (D. McClelland)
v  Teori Dua Faktor (Frederick Herzberg)
v  Teori E-R-G (Clayton Alderfer)
2.      Teori Motivasi proses (process theory)
          Teori ini berusaha agar setiap pekerja giat sesuai dengan harapan organisasi perusahaan. Daya penggeraknya adalah harapan akan diperoleh si pekerja. Dalam hal ini teori motivasi proses yang dikenal seperti :
1)   Teori Harapan (Expectancy Theory), komponennya adalah: Harapan, Nilai (Value), dan Pertautan (Instrumentality). Tokoh dalam teori ini adalah Victor Vroom.
2)   Teori Keadilan (Equity Theory), hal ini didasarkan tindakan keadilan diseluruh lapisan serta obyektif di dalam lingkungan perusahaannya.  Tokoh dalam teori ini adalah S. Adams.
3)   Teori Pengukuhan (Reinfocement Theory), hal ini didasarkan pada hubungan sebab-akibat dari pelaku dengan pemberian kompensasi.  Tokoh dalam teori ini adalah B.F. Skinner.

G. Proses Timbulnya Motivasi dalam Organisasi
Proses motivasi terdiri beberapa tahapan proses (Indriyo Gitosudarmo, 1997) sebagai berikut:
1)      Apabila dalam diri manusia itu timbul suatu kebutuhan tertentu dan kebutuhan tersebut belum terpenuhi   maka akan menyebabkan lahirnya dorongan untuk berusaha melakukan kegiatan.
2)      Apabila kebutuhan belum terpenuhi maka seseorang kemudian akan mencari jalan bagaimana caranya untuk memenuhi keinginannya
3)      Untuk mencapai tujuan prestasi yang diharapkan maka seseorang harus didukung oleh kemampuan, keterampilan maupun pengalaman dalam memenuhi segala kebutuhannya.
4)      Melakukan evaluasi prestasi secara formal tentang keberhasilan dalam mencapai tujuan yang dilakukan secara bertahap
5)      Seseorang akan bekerja lebih baik apabila mereka merasa bahwa apa yang mereka lakukan dihargai dan diberikan suatu imbalan atau ganjaran
6)      Dari gaji atau imbalan yang diterima kemudian seseorang tersebut dapat mempertimbangkan seberapa besar kebutuhan yang bisa terpenuhi dari gaji atau imbalan yang mereka terima.

          H. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi
          Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan dipengaruhi oleh beberapa faktor.  Faktor-faktor tersebut dapat dibedakan atas faktor intern dan ekstern yang berasal dari karyawan.
1)  Faktor Internal
Faktor Intern yang dapat mempengaruhi pemberian motivasi pada seseorang antara lain:
a.    Keinginan untuk dapat hidup;
b.    Keinginan untuk dapat memiliki;
c.    Keinginan untuk memperoleh penghargaan;
d.   Keinginan untuk memperoleh pengakuan;
e.    Keinginan untuk berkuasa.
2) Faktor Eksternal
          Faktor ekstern juga tidak kalah peranannya dalam melemahkan motivasi kerja seseorang.  Faktor-faktor ekstern itu adalah:
a.    Kondisi lingkungan kerja;
b.    Kompensasi yang memadai;
c.    Supervise yang baik;
d.   Adanya jaminan pekerjaan;
e.    Status dan tanggung jawab;
f.     Peraturan yang fleksibel.

Peranan Motivasi Kerja dalam suatu Organisasi
Motivasi mempengaruhi kerja seseorang sebesar 80% sehingga dapat
dikatakan bahwa motivasi adalah faktor penting bagi keberhasilan kerja.Dalam fungsinya sebagai salah satu variabel penting yang mempengaruhi perilaku karyawan dalam lingkungan kerja, motivasi memiliki dampak pada produktivitas kerja karyawan tersebut.
Motivasi kerja yang tinggi akan memungkinkan diperolehnya produktivitas yang tinggi.
Hal ini sesuai dengan pendapat As'ad (1984) bahwa kuat lemahnya motivasi keija ikut membantu besar kecilnya keluaran. Jadi, motivasi kerja inilah yang akan memberi bentuk pada pekerjaan dan hasil yang diperolehnya. Motivasi seseorang dalam bekerja akan menentukan sikap kerjanya. Individu yang mempunyai motivasi tinggi dapat bekerja dengan kualitas dan
kuantitas yang lebih baik
Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja (performance) adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang. Ungkapan ke dalam rumus menjadi:
Unjuk kerja = Motivasi kerja X Kemampuan X Peluang
Bila motivasi kerja rendah, maka unjuk kerjanya akan rendah pula meskipun kemampuannya ada dan baik, serta peluangnya pun tersedia. Misalnya, seorang sarjana komputer bekerja dalam perusahaan konsultasi dalam bidang teknologi informasi sebagai tenaga ahli (peluang ada, dan punya kemampuan yang diperlukan). Namun suasana kerja, hubungan antar tenaga kerja, kebijakan perusahaan tidak dirasakan sesuai, maka “semangat” kerjanya menurun dengan hasil unjuk kerjanya kurang. Sebaliknya jika motivasi kerjanya besar, namun peluang untuk menggunakan kemampuan-kemampuannya tidak ada atau tidak diberikan, unjuk kerjanya juga akan rendah. Kalau motivasi kerja tinggi, peluang ada, namun karena keahliannya dalam bidang tersebut tidak pernah ditingkatkan lagi, unjuk kerjanya juga tidak akan tinggi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa peranan motivasi dalam kerja, yaitu :
a)      Perusahaan yang mampu memotivasi karyawannya akan membuat karyawan mengikuti arah dan tujuan yang dikehendaki perusahaan.
b)       Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi jarang berhadapan dengan masalah-masalah pelanggaran disiplin kerja.
c)      Apabila terjadi perubahan dalam manajemen perusahaan, bagi karyawan yang mempunyai motivasi tinggi akan dapat menerima perubahan itu asalkan diberi penjelasan tentang terjadinya perubahan perusahaan tersebut.
d)     Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi akan bersedia bekerja secara khusus, terutama pada waktu perusahaan berada dalam keadaan sulit, misalnya bekerja lembur dan kerja ekstra keras.
e)      Karyawan yang mempunyai motivasi kerja tinggi akan lebih berhati-hati dalam menggunakan peralatan atau perlengkapan keija, misalnya untuk karyawan dengan jenis pekerjaan yang menggunakan mesin.
f)       Karyawan dengan motivasi tinggi dapat bekerja dengan kuantitas dan kualitas kerja yang baik.Karyawan selalu berusaha untuk memproduksi hasil kerja yang sebaik mungkin.
Dari definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa peranan motivasi kerja
dalam suatu organisasi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
perilaku karyawan dalam bekerja, yang menyebabkan karyawan bersemangat dan terdorong untuk bekerja.

Cara Meningkatkan Motivasi Kerja
v  Memotivasi Lewat Sentuhan-Sentuhan Kecil
Beberapa bentuk sentuhan-sentuhan kecil yang membuat bawahan termotivir, antara lain:
a)      Mengucapkan salam lebih dahulu;
b)      Mengembangkan jabat tangan yang hangat dengan menatap matanya;
c)      Memberikan pujian yang tulus dan menghargai orang mengerjakan dengan benar;
d)     Berikan senyuman pada saat bertemu dan berpisah;
e)      Tanyakan kesehatan dan kondisi keluarganya dan tunjukkan rasa empati.

v  Mengobarkan Semangat Bawahan dengan Cara Membuat Mereka Merasa Penting
Beberapa cara manajer dapat membuat karyawannya merasa penting, antara lain:
a)      Dengarkanlah mereka secara baik-baik dengan penuh perhatian;
b)      Jangan sekali-sekali pada saat bawahan menghadap di ruang Anda, Anda       mendengarkan sambil menulis, menandatangani surat, atau mengangkat telepon;
c)      Hargai pendapat, dan ide-idenya, tanggapilah dengan umpan balik yang positif;
d)     Memberi kesempatan untuk mengikuti pelatihan dan training.
v  Kritik yang Konstruktif untuk Bawahan
Beberapa cara mengkritik secara konstruktif untuk bawahan yaitu sebagai berikut:
a)      Jika ada sesuatu yang tidak beres, usahakan mencara siapa yang bersalah atas hal itu       secara tepat;
b)      Jelaskan kepada bawahan mengenai suatu kesalahan secara spesifik dan berilah       kesempatan pada orang yang bersalah untuk mengetahui secara jelas kesalahannya;
c)      Seharusnya kita dapat mengendalikan diri pada saat mengkritik seseorang;
d)     Seharusnya kita biasa memberikan kritik secara pribadi;
e)      Tunjukkan bahwa kita turut bertanggung jawab atas kesalahan bawahan;
f)       Dengarkan dengan sabar penjelasan dan alasan dari orang yang melakukannya.
g)      Bantulah orang tersebut untuk memperoleh kembali kepercayaan dan harga dirinya;
h)      Seharusnya kita bisa memaafkan dan melupakan suatu kesalahan.
v  Taktik Mengatasi Bawahan yang Tidak Loyal
Beberapa taktik mengatasi bawahan yang tidak loyal antara lain:
a)      Beri keteladanan pada mereka, sikap dan perilaku kita harus pantas menjadi contoh, jangan pernah melakukan sesuatu yang tidak pantas di hadapan mereka;
b)      Bertindaklah adil jika kita terpaksa memperlakukan istimewa terhadap satu atau beberapa orang, berikan penjelasan mengapa ia berbuat begitu agar ia memahami;
c)      Menjaga perkataan kita terutama pada saat marah, kata-kata yang menusuk hati tidak akan membuat orang sadar tapi sebaliknya justru akan antipati pada kita.

Sumber-Sumber Motivasi
  Adapun sumber-sumber motivasi pada diri kita adalah :
  1. Tuhan, merupakan sumber motivasi dari luar diri dan merupakan sumber motivasi yang paling tinggi dalam diri kita dan biasanya sumber motivasi dari Tuhan, memiliki kekuatan yang besar dan sangat luar biasa. Tuhan adalah sumber motivasi yang tidak akan habis, jika kita selalu menjalin hubungan dan melaksanakan apa yang Dia inginkan. Dengan menyerahkan seluruh persoalan dan mencari solusi dengan Tuhan sebagai penunjuk jalan pemecahan persoalan, maka semua ada jalan keluarnya.
  2. Diri sendiri, dimana keputusan dalam mencapai sesuatu yang kita inginkan berada di tangan kita. Didalam diri manusia, tinggal kekuatan yang sedang tidur, kekuatan yang dapat mencengangkan orang yang memilikinya, yang tidak pernah dia impikan bahwa selama ini dia ternyata memilikinya. Untuk membangun kekuatan itu terserah pada diri kita, kembangkan bakat..carilah..galilah..temuilah.
  3. Orang bijak, seperti guru, orang tua atau rohaniawan dan orang sukses,  yang banyak memberikan motivasi-motivasi membangun pada diri kita. Bergaul dengan orang bijak, akan membuat kita semakin bijak. Bergaul dengan orang sukses, akan membuat kita sukses, karena kita bisa belajar kepada diri mereka. Jika anda ingin menjadi pemimpin, bergaulah dengan pemimpin.
  4. Membaca buku, dimana pada saat ini banyak buku-buku motivasi yang sangat bagus dan dikarang oleh orang-orang yang ahli. Banyaklah membaca buku yang dapat memotivasi kita untuk menjadi lebih baik.


















BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Motivasi kerja adalah dorongan yang tumbuh dalam diri seseorang, baik yang berasal dari dalam dan luar dirinya untuk melakukan suatu pekerjaan dengan semangat tinggi menggunakan semua kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Kaitan motivasi kerja dengan unjuk kerja dapat diungkapkan sebagai berikut: unjuk kerja (performance)adalah hasil interaksi antara motivasi kerja, kemampuan (abilities), dan peluang (opportunities), dengan kata lain unjuk kerja adalah fungsi dari motivasi kerja kali kemampuan kali peluang.
Beberapa cara untuk meningkatkan motivasi kerja ialah Memotivasi lewat sentuhan-sentuhan kecil,Mengobarkan semangat bawahan dengan cara membuat mereka  merasa penting,Memberikan kritik yang konstruktif untuk bawahan, Menggunakan taktik untuk mengatasi bawahan yang tidak loyal.
Teori-teori yang mendukung motivasi terbagi dua yaitu teori motivasi kepuasan dan teori motivasi proses.  Motivasi selain berperan dalam meningkatkan produktivitas bagi organisasi, motivasi juga memberikan kontribusi yang besar dalam memberikan masukan yang berarti kepada bawahan berkaitan dengan kinerja yang seharusnya diterapkan di suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun swasta.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami dapat paparkan mengenai Motivasi Kerja, tentunya kami menyadari betul atas segala kekurangannya. Maka dari itu, kami berharap para pembaca dan penyimak memberikan kritik dan saran yang membangun demi sempurnanya makalah ini.







DAFTAR PUSTAKA

Nurhasanah, “Motivasi”, Blogspot, diakses dari http://nurhasanahsanah.blogspot.com/2013/11/motivasi, pada tanggal 26 Maret 2014 pukul 15.15.

Sutrisno, Edy, Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta:Kencana, 2010), hal.116-120

Avicenia Marina, “Teori Motivasi Kepuasan”, Blogspot, diakses dari http://forestgama.blogspot.com/2009/02/teori-motivasi-kepuasan.html, pada tanggal 13 Mei 2014 pukul 14.52.

Sedarmayanti, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: PT Reflika Aditama, 2011), hal. 233

Yayat Hayati Djatmiko, Perilaku Organisasi (Bandung: Alfabeta, 2008), hal. 67

Vicky Ariesca, “Pentingnya Motivasi dalam Organisasi”, Blogspot, diakses  dari http://vickyariesca.blogspot.com/2012/01/pentingnya-motivasi-dalam organisasi.html, pada tanggal 18 Maret 2014 pukul 21.35

Tidak ada komentar:

Posting Komentar